Kisah Cerita Ngentot Dengan Mahasiswi Seksi Di Mobil
Kuliah jam terakhir di kampus S di kawasan Jakarta Selatan baru saja berakhir. Jam menunjukkan pukul 18.00 dan hari pun mulai gelap. Rani, mahasiswi semester 4 fakultas Ekonomi dengan rambut sebahu berwarna brunette berjalan meninggalkan kampus menuju halte depan kampus. Sesampainya di halte, Rani merasa agar kurang nyaman. Mata para cowok penjual rokok dan si timer memelotinya seolah ingin menelanjanginya.
Tersadarlah Rani bahwa hari itu dia memakai pakaian yang sangat sexy. T-shirt putih lengan pendek dengan belahan rendah bertuliskan WANT THESE?, sehingga tokednya yang berukuran 36C seolah hendak melompat keluar, akibat hari itu Rani menggunakan BH ukuran 36B (sengaja, biar lebih nongol). Apalagi kulit Rani memang putih mulus. Di tambah rok jeans mini yang digunakannya saat itu, mempertontonkan kaki jenjang & paha mulusnya karena Rani memang cukup tinggi, 173cm.
“Buset, baru sadar gue kalo hari ini gue pake uniform sexy gue demi ngadepin ujiannya si Hutabarat, biar dia gak konsen”, pikir Rani.
Biasanya Rani bila naik angkot menggunakan pakaian t-shirt atau kemeja yang lebih tertutup dan celana panjang jeans, demi menghindari tatapan dan ulah usil cowok-cowok di jalan. Siang tadi Rani ke kampus datang numpang mobil temannya, Anggi. Tapi si Anggi sudah pulang duluan karena kuliahnya lebih sedikit.
Rani tambah salah tingkah karena cowok-cowok di halte tersebut mulai agak berani ngliatin belahan tokednya yang nongol lebih dekat lagi. “Najis, berani amat sih nih cowok-cowok mlototin toked gw”, membatin lagi si Rani. Rani menggunakan bukunya untuk menutupi dadanya, tapi mereka malah mengalihkan pandangan mesumnya ke pantat Rani yang memang bulat sekal dan menonjol.
Makin salah tingkahlah si Rani. Mau balik ke kampus, pasti sudah gelap dan orang sudah pada pulang. Mau tetap di halte nungguin angkot, gerah suasananya. Apalagi kalo naik bus yang pasti penuh sesak jam segini, Rani tidak kebayang tangan-tangan usil yang akan cari-cari kesempatan untuk menjamahi tubuhnya. Sudah kepikiran untuk naik taxi, tapi uang tidak ada. Jam segini di kos juga kosong, mau pinjam uang sama siapa bingung. Rani coba alternatif terakhir dengan menelpon Albert cowoknya atau si Anggi atau Rosy teman2nya yang punya mobil, eh sialnya HP mereka pada off. “Buset, sial banget sih gue hari ini.”
Mulailah celetukan mesum cowok-cowok di halte dimulai “Neng, susunya mau jatuh tuh, abang pegangin ya. Kasihan, pasti eneng keberatan hehe”. Pias! Memerahlah muka Rani. Dipelototin si tukang ojek yang berani komentar, eh dianya malah balas makin pelototin toked si Rani. Makin jengahlah si Rani.
Tiba-tiba sebuah sedan BMW hitam berhenti tepat di depan Rani. Jendelanya terbuka, dan nongolah seraut wajah hitam manis berambut cepak sambil menyeringai, si Boby. Cowok fakultas Ekonomi satu tahun di atas Rani, berkulit hitam, tinggi besar, hampir 180cm.
“Ran, jualan lo disini? Hehe”.Rani membalas
“Sialan lo, gue ga ada tumpangan neh, terpaksa tunggu bus. Bob, anter gue ya” pinta Rani.
Rani sebenarnya enggan ikut bersama si Boby karena dia terkenal suka main cewek. Tapi, dilihat dari kondisi sekarang, paling baik memang naik mobil si Boby. Tapi si Boby malah bilang “Wah sory Ran, gue harus pergi jemput nyokap gue. Arahnya beda sama kosan elo”. “Bob, please anter gue ya. Ntar gw traktir deh lo” rajuk Rani. Sambil nyengir mesum Boby berucap “Wah kalo ada bayarannya sih gue bisa pertimbangin”. “Iya deh, ntar gue bayar” Rani asal ucap, yang penting bisa pergi segera dari halte tersebut. “Hehe sip” kata Boby sambil membuka pintu untuk Rani. Rani masuk ke dalam mobil Boby, diiringi oleh pandangan sebel para cowok-cowok di halte yang kehilangan santapan rohani.Mobil Boby mulai menembus kemacetan ibu kota.
“Buset dah lo Ran, sexy amat hari ini”.kata Boby
Kata Rani “Gue sengaja pake uniform andalan gue, karena hari ini ada ujian lisannya si Hutabarat, Akuntasi Biaya. Biar dia ga konsen, n kasi gw nilai bagus hehe”.
“Gila lo, gue biarin bentar lagi, lo udh dient*tin sama tu abang-abang di halte haha” balas Boby.
“Sial, enak aja lo ngomong Bob” maki Rani.
Sambil mengerling ke Rani, Boby berucap “Ran, bayaran tumpangan ini, bayar sekarang aja ya”. “Eh, gue bawa duit cuma dikit Bob. Kapan2 deh gue bayarin bensin lo” balas Rani. “Sapa yang minta diduitin bensin, Non” jawab Boby. “Trus lo mau apa? Traktir makan” tanya Rani bingung. “Ga. Ga perlu keluar duit kok. Tenang aja” ucap Boby misterius. Semakin bingung si Rani. Sambil menggerak-gerakan tangan kirinya si Boby berkata “Cukup lo puasin tangan kiri gue ini dengan megangin toked lo. Nepsong banget gue liatnya”. Seringai mesum Boby menghiasi wajahnya. Seperti disambar petir Rani kaget dan berteriak “BANGSAT LO Bob. LO PIKIR GUE CEWE APAAN!!”. Pandangan tajam Rani pada wajah Boby yang tetap cengar-cengir. “Yah terserah lo. Cuma sekenyot dua kenyot doang. Apa lo gue turunin disini” kata Boby. Pada saat itu mereka telah sampai di daerah yang gelap dan banyak gubuk gelandangan. Rani jelas ogah. “Bisa makin runyam kalo gue turun disini. Bisa2 gue digangbang” Rani bergidik sambil melihat sekitarnya. “Ya biarlah si Boby bisa seneng-seneng bentar nggranyangi toked gue. Itung-itung amal. Kampret juga si Boby ini”. Akhirnya Rani ngomong “Ya udah, cuma pegang susu gue doang kan. Jangan lama-lama” Rani ketus. “Ga kok Ran, cuma sampe kos lo doang” kata Boby penuh kemenangan. “Sialan, itu sih bisa setengah jam sendiri. Ya udhlah, biar cepet beres nih urusan sialan” pikir Rani.
Tangan kiri Boby langsung terjulur meraih toked Rani sebelah kanan bagian atas yang menonjol dari balik t-shirtnya. Rani merasakan jari-jari kasar Boby dikulit tokednya mulai membelai-belai pelan. Darah Rani agak berdesir ketika merasakan belaian itu mulai disertai remasan-remasan lembut pada toked kanan bagian atasnya. Sambil tetap menyetir, Boby sesekali melirik ke sebelah menikmati muka Rani yang menegang karena sebal tokednya diremas-remas. Boby sengaja jalanin mobil agak pelan, sementara Rani tidak sadar kalau laju mobil tidak secepat sebelumnya, karena konsen ke tangan Boby yang mulai meremas-remas aktif secara bergiliran kedua bongkahan tokednya.
Nafas Rani mulai agak memburu, tapi Rani masih bisa mengontrol pengaruh remasan-remasan tokednya pada nafsunya “Enak aja kalo gue sampe terangsang gara-gara ini” pikir Rani. Tapi Boby lebih jago lagi, tiba-tiba jari-jarinya menyelusup kedalam t-shirt Rani, bahkan langsung masuk kedalam BH-nya yg satu ukuran lebih kecil. Toked Rani yang sebelah kanan terasa begitu penuh di telapak tangan Boby yang sebenarnya lebar juga. “Ahh…!” Rani terpekik kaget karena manuver Boby. “Hehe buset toked lo Ran, gede banget. Kenyal lagi. Enak banget ngeremesinnya. Tangan gue aja ga cukup neh hehe” ujar Boby penuh nafsu.
Boby melanjutkan gerakannya dengan menarik tangan kirinya beserta toked Rani keluar dari BH-nya. Toked sebelah kanan Rani kini nongol keluar dari wadahnya dan terekspos full. “Wuah..buset gedenya. Pentilnya juga gede neh. Sering diisep ya Ran” kata Boby vulgar. “Bangsat lo Bob. Kok sampe gini segala” protes Rani berusaha mengembalikan tokednya kedalam BH-nya. Tangan Rani langsung ditahan oleh Boby “Eh, inget janji lo. Gue boleh ngremesin toked lo. Mo didalam BH kek, di luar kek, terserah gue”. Sambil cemberut Rani menurunkan tangannya. Penuh kemenangan, Boby kembali menggarap toked Rani yang kini keluar semuanya.
Remasan-remasan lembut di pangkal toked, dilanjutkan dengan belaian memutar disekitar puting, membuat Rani semakin kehilangan kendali. Nafasnya mulai memburu lagi. Apalagi Boby mulai memelintir-melintir puting Rani yang besar dan berwarna pink. Gerakan memilin-milin puting oleh jari-jari Boby yang kasar memberikan sensasi geli dan nikmat yang mulai menjalari toked Rani. Perasaan nikmat itu mulai muncul juga disekitar selangkangan. Perasaan geli dan getaran-getara nikmat mulai menjalar dari bawah puser menuju ujung selangkangan Rani. “Ngehek nih cowok. Puting gue itu tempat paling sensitif gue. Harus bisa nahan!” membatin si Rani.
Tapi puting Rani yang mulai menegang dan membesar tidak bisa menipu Boby yang berpengalaman. “Hehe mulai horny juga nih lonte. Rasain lo” pikir Boby kesenangan. Karena berusaha menahan gairah yang semakin memuncak, Rani tidak sadar kalau Boby sudah mengeluarkan kedua bongkah tokednya. Tangan kiri Boby semakin ganas meremas-remas toked dan memilin-milih kedua puting Rani. Ucapan-ucapan mesum pun mulai mengalir dari Boby “Nikmatin aja Ran, remasan-remasan gue. Puting lo aja udh mulai ngaceng tuh. Ga usah ditahan birahi lo. Biarin aja mengalir. memek lo pasti udah mulai basah sekarang”. Rani sebal mendengar ucapan-ucapan vulgar Boby, tapi pada saat yang sama ucapan-ucapan tersebut seperti menghipnotis Rani untuk mengikuti libidonya yang semakin memuncak. Rani juga mulai merasakan bahwa celana dalamnya mulai lembab.
“Sial..memek gue mulai gatel. Gue biarin keluar dulu kali, biar gue bisa jadi agak tenangan. Jadi habis itu, gue bisa nanganin birahi gue walopun si Boby masih ngremesin toked gue” pikir Rani yang mulai susah menahan birahinya. Berpikir seperti itu, Rani melonggarkan pertahanannya, membiarkan rasa gatal yang mulai menjalari memeknya menguat. Efeknya langsung terasa. Semakin Boby mengobok-ngobok tokednya, rasa gatal di memek Rani semakin memuncak. “BUSETT. Cuma diremes-remes toked gue, gue udah mo keluar”. Rani menggigit bibir bawahnya agar tidak mendesah, ketika kenikmatan semakin menggila di bibir memeknya. Boby yang sudah memperhatikan dari tadi bahwa Rani terbawa oleh birahinya, semakin semangat menggarap toked Rani.
Ketika melihat urat leher Rani menegang tanda menahan rasa yang akan meledak di bawahnya, jari telunjuk dan jempol Boby menjepit kedua puting Rani dan menarik agak keras kedepan. Rasa sakit mendadak di putingnya, membawa efek besar pada rasa gatal yang memuncak di memiaw Rani. Kedua tangan Rani meremas jok kuat-kuat, dan keluar lenguhan tertahan Rani “Hmmmffhhhhhhh….”. Pada saat itu, memek Rani langsung banjir oleh cairan pejunya. Pantat Rani mengangkat dan tergoyang-goyang tidak kuat menahan arus orgasmenya. “Oh..oh..hmmffhh” Rani masih berusaha menahan agar suaranya tidak keluar semua, tapi sia-sia saja. Karena Boby sudah melihat bagaimana Rani orgasme, keenakan karena tokednya dipermainkan. “Hahaha dasar lonte lo Ran. Sok ga suka. Tapi keluarnya sampe kelonjotan gitu” Ngakak Boby penuh kemenangan.
Nafas Rani masih tidak beraturan, dan agak terbungkuk-bungkuk karena nikmatnya gelombang orgasme barusan. “Kampret lo Bob” maki Rani perlahan. “Lo boleh seneng sekarang. Tapi berikut ga bakalan gue keluar lagi. Gue udah ga horny lagi” tambah Rani yang berpikir setelah dipuasin sekali maka libidonya akan turun. Tapi, ternyata inilah kesalahan terbesarnya. Beberapa saat setelah memeknya merasakan orgasme sekali, sekarang malah semakin berkedut-kedut, makin gatal rasanya ingin digesek-gesek. “Lho, kok memek gue makin gatel. Berkedut-kedut lagi. Aduuuh..gue pengen memek gue dikontolin sekaraangg..siaall..” sesal Rani dalam hati. Boby seperti tahu apa yang berkecamuk dalam diri (dan memek) Rani. Walaupun Rani bilang dia tidak horny lagi, tapi nafasnya yang memburu dan putingnya yang semakin ngaceng mengatakan lain. Boby menghentikan mobilnya mendadak di pinggir jalan bersemak yang memang sangat sepi, dan tangannya langsung bergerak ke setelan kursi Rani.
Tangan satunya langsung menekan kursi Rani agar tertidur. Rani yang masih memakai seatbealt, langsung ikut terlentang bersama kursi. “EEHHH…APA-APAAN LO Bobb??” Teriak Rani. Tidak peduli teriakan Rani, tangan kiri Boby langsung meremas toked Rani lagi, sedang tangan kanannya langsung meremas memek Rani. “OOUUHHHH……….!!” lenguh Rani keras, karena tidak menyangka memeknya yang semakin gatel dan berkedut-kedut keras akan langsung merasakan gesekan, bahkan remasan. Akibatnya, Rani langsung orgasme untuk kedua kalinya. Boby tidak tinggal diam, ketika badan Rani masih mengejang-ngejang, jari-jarinya menggesek-gesek permukaan celana dalam Rani kuat-kuat. Akibatnya, gelombang orgasme Rani terjadi terus-menerus.
“Oouuuhh…Aghhhh…Ouhhhhhhhhhh Bobbbb…!! Teriak Rani makin keras karena kenikmatan mendadak yang menyerang seluruh selangkangan dan tubuhnya. Kedua tangan Rani semakin kuat meremas jok, mata memejam erat dan urat-urat leher menonjol akibat kenikmatan yang melandanya. Ketika gelombang orgasme mulai berlalu, Rani mulai membuka matanya dan mengatur pernafasannya. Rasanya jengah banget karena keluar begitu hebatnya di depan si Boby. “Aseem, napa gue keluar sampe kaya gitu sih. Bikin tengsin aja. Tapi, emang enak banget. Udah semingguan gue ga ngentot” batin Rani.
Saat Rani masih enjoy rasa nikmat yang masih tersisa, Boby sudah bergerak di atas Rani, mengangkat t-shirt Rani serta menurunkan BH-nya kekecilan sehingga toked Rani yang bulat besar terpampang jelas di depan hidung Boby. Tersenyum puas dan napsu banget Boby berucap “Gilaa..toked lo Ran. Gede banget, mengkal lagi. Harus gue puas-puasin ngenyotinnya ni malem”. Boby langsung menyergap kedua toked Rani yang putingnya masih mengacung tegak. Mulutnya mengenyot toked yang sebelah kanan, sambil tangan kanannya meremas-remas & memilin-milin puting yang sebelah kiri. Diisap-isap, lidah Boby juga piawai menjilat-jilat dan memainkan kedua puting Rani. Gigitan-gigitan kecil dipadu remasan-remasan gemas jemari Boby, membuat Rani terpekik “Ehhgghh ahh.. ahh.. Ehhtanhnn.. kahtanya.. kahtanya cuma pegang-pegang..kok.. kok sekarangg.. loh ngeyotin tohked guehh…ahh..ahh..” kata Rani sambil tersengal-sengal nahan birahi yang naik lagi akibat rangsangan intensif di kedua tokednya. Boby sudah tidak ambil pusing “Hajar bleh. Kapan lagi gue bisa nikmatin toked kaya gini bagusnya”.
Sekarang kedua tangan Boby menekan kedua toked Rani ketengah, sehingga kedua putingnya saling mendekat. Kedua puting Rani langsung dikenyot, dihisap & dimainin oleh lidah Boby. Sensasinya luar biasa, Rani semakin terhanyut oleh birahinya. Desahan pelan tertahan mulai keluar dari bibir ranum Rani. Lidah Boby mulai turun menyusuri perut Rani yang putih rata, berputar-putar sejenak di pusernya. Tangan kanan Boby aktif membelai-belai dan meremas paha bagian dalam Rani. “Aah..ah.. emhh.. emh..Bob.. lo ngapahin sihh..” keluh Rani tak jelas. Dengan sigap Boby menyingkap rok mini Rani tinggi-tinggi. Memperlihatkan mini panty La Senza Rani berwarna merah. Agak transparan, dibantu cahaya lampu jalan samar-samar memperlihatkan isinya yang menggembung montok. Jembi Rani yang tipis terlihat hanya diatas saja, dengan alur jembi ke arah pusernya. “Buseett..sexxyy bangett.. bikin konak gue ampir ga ketahan.” syukur Boby dalam hati.
Tanpa babibu lagi jari-jari Boby langsung menekan belahan memiek Rani, dan Boby langsung mengetahui betapa horny-nya Rani “Wah Ran, memek lo udah becek banget neh. Panty lo aja ampe njeplak gini hehe”. Rani cuma bisa menggeleng-geleng lemah, sambil tetap menggigit bibir bawahnya, karena jemari Boby menenekan dan menggesek-gesek memeknya dari atas panty. “Bobbb..Bob..singkirinn tangan lo doong….emh..emh..” keluh Rani perlahan, tapi matanya memejam dan gelengannya semakin cepat. “Wah, harus cepat gw beri teknik lidah gue neh, biar si Rani makin konak hehe” pikir Boby napsu.
Cepat Boby ambil posisi di depan selangkangan Rani yang terbuka. Kursi Rani dimundurkan agar beri ruang cukup untuk manuver barunya. Paha Rani dibuka semakin lebar, dan Rani nurut saja. Jemari Boby meraup panty mungil Rani, dan membejeknya jadi bentuk seperti seutas tali sehingga masuk kedalam belahan memek Rani. Boby mulai menggesek-gesekkan panty Rani ke belahan memiawnya dengan gerakan naik turun dan kiri kanan yang semakin cepat. “Aah.. aahh…ehmm..ehhmm.. uuh.. hapaan itu Bobby ahh…” desah Rani keenakan, karena gesekan panty tersebut menggesek-gesek bibir dalam memeknya sekaligus clitorisnya. Boby juga semakin konak melihat memek Rani yang terpampang jelas.
Dua gundukan tembem seperti bakpau, mulus tanpa ada jembi di sekelilingnya, cuma ada dibagian atasnya saja.
“Ran, memek lo ternyata mantap & montok banget. Pasti enak kalo gue makan neh. Apalagi sampe gue genjot nanti hehe” ujar Boby penuh nafsu. Panty Rani dipinggirkan sehingga lidah Boby dengan mudah mulai menjilati bibir memiaw Rani. Tapi sebentar saja Boby tidak betah dengan panty yang mengesek pipinya. Langsung diangkatnya pantat Rani, dan dipelorotkan panty-nya.
Kini antara Boby dan memek Rani yang tembem dan mulus, sudah tidak ada penghalang apa-apa lagi. Boby langsung menyosorkan mulutnya untuk mulai melumat bakpao montok itu. Tapi, Rani yang tiba-tiba memperoleh kesadarannya, karena ada jeda sesaat ketika Boby melepaskan pantynya, berusaha menahan kepala Boby dengan kedua tanggannya. “Gila lo Bob, mo ngapain lo?? Jangan kurang ajar ya. Bukan gini perjanjian kita!” ujar Rani agak keras. Tapi kedua tangan Rani dengan mudah disingkirkan oleh tangan kiri Boby, dan tanpa dapat dicegah lagi mulut Boby langsung mencaplok memek Rani. Boby melumatnya dengan gemas, sambil sekali lidah menyapu-nyapu clitoris dan menusuk-nusuk kedalam memiaw. Bunyi kecipakan ludah dan peju Rani terdengar jelas. Konak Rani yang sempat turun, langsung naik lagi ke voltase tinggi. Kepala Rani mengangkat dan dari bibirnya yang sexy keluar lenguhan agak keras.
“Ouuuffhhh….eeahh…ah..ah lo apain mehmmek gue Bobb..” erang Rani nyaris setengah sadar.
Rasa gatal yang hebat menyeruak dari sekitar selangkangannya menuju bibir-bibir memeknya. Rasa gatal itu mendapatkan pemuasannya dari lumatan bibir, jilatan lidah dan gigitan kecil Boby. Tapi, semakin Boby beringas mengobok-obok memek Rani dengan mulut, dibantu dengan ketiga jarinya yang mengocok lubang memek Rani, rasa gatal nikmat itu malah semakin hebat. Rani sudah tidak dapat membendung konaknya sehingga desahan dan erangannya sudah berubah menjadi lenguhan.
” OUUHHHHG….. HMMPPHH… ARRGGHH.. HAHHH.. OUHHH..”.
Kepala Rani menggeleng ke kiri dan kanan dengan hebatnya. Kedua tangannya menekan kepala Boby semakin dalam ke selangkangannya. Pantatnya naik turun tidak kuat menahan rangsangan yang langsung menyentuh titik tersensitif Rani. Rasa ogah & jaim sudah hilang sama sekali. Yang ada hanya kebutuhan untuk dipuaskan.
“Bobbb…GILLAA… HOUUUHHH.. ENAAKK…. Bobbb…AHHH” Rani semakin keenakan.
Boby yang sedang mengobok-obok memek Rani semakin semangat karena memek Rani sudah betul-betul banjir. Peju dan cairan pelumas Rani membanjir di mulut dan jok mobil Boby. Jempol kiri Boby menggesek-gesek clitoris Rani, sedang jari-jari Boby mengocok-ngocok lubang memek dan G-spot Rani dengan cepat. “Heh, ternyata lo lonte juga ya Ran. Mulut lo bilang nggak-nggak mulu. Tapi memek lo banjir kaya gini. Becek banget” kata Boby dengan semangat sambil tetap ngocok memiaw Rani.
Dalam beberapa kocokan saja Rani sudah mulai merasakan bahwa gelombang orgasme sudah diujung memeknya. Ketika Boby melihat mata Rani yang mulai merem melek, otot-otot tangan mulai mengejang sambil meremas jok mobil kuat-kuat dan pantat Rani yang mulai mengangkat, Boby tau bahwa Rani akan sampai klimaksnya. Langsung saja Boby menghentikan seluruh aktivitasnya di wilayah selangkangan Rani. Rani jelas saja langsung blingsatan ” Ah..ah napa brentii…” sambil tangannya mencoba mengocok memeknya sendiri. Boby dengan tanggap menangkap tangan Rani, dan berujar “Lo mau dituntasin?”. Rani merajuk “Hiyah.. Bobb.. gue udah konak banggett nih. Pleasee.. kocokin lagi gue ya”. “Kalo gitu lo nungging sekarang” kata Boby sambil menidurkan kursi sopir agar lebih lapang lagi dan ada pijakan buat Rani nungging. “Napa harus nungging Bobb” Rani masih merajuk dan tangannya masih berusaha untuk menjamah memeknya sendiri. “Ayo, jangan bantah lagi” kata Boby sambil mengangkat pantat Rani agar segera menungging.
Rani dengan patuh menaruh kedua tangannya di jok belakang, dengan kedua lutut berada di jok depan yang sudah ditidurkan. Posisi yang sangat merangsang Boby, demi melihat bongkahan pantat yang bulat, dan memek tembem yang nongol mesum di bawahnya.
Cepat Boby melepas sabuk dan celana panjangnya, lalu meloloskan celana dalamnya. Langsung saja kontol hitam berurat sepanjang 15cm dan berdiameter 4.5cm itu melompat tegak mengacung, mengangguk-ngangguk siap untuk bertempur. Rani yang mendengar suara-suara melepas celana di belakangnya, menengok dan langsung kaget melihat kontol Boby sudah teracung dengan gagahnya.
“Buset, gede juga tu kontol, hampir sama dg punya Sony” pikir Rani reflek.
“Eh, lo mo ngontolin gue Bob. Enak aja!” teriak Rani dan mencoba untuk membalik badan.
Tapi Boby lebih cepat lagi langsung menindih punggung Rani, sehingga Rani harus bertelekan lagi dengan kedua sikunya ke jok belakang. Boby menggerakkan maju mundur pantatnya sehingga kontolnya yang ngaceng, menggesek-gesek bibir memek Rani. “Sshh…Bobbb…mmhh.. jangan macem-macem lo ya!” ujar Rani masih berupaya galak, tidak mau dikentot oleh Boby.
Kedua tangan Boby meraih kedua toked besar Rani yang menggantung dan meremas-remasnya dengan ganas. Sambil menciumi dan menggigit tengkuk Rani, Boby berkata “Udah deh, lo ga usah sok ga doyan kontol gitu. Kan lo yang mau dituntasin. Ini gue tuntasin sekalian dengan kontol gue. Lebih mantep timbang cuma jari & lidah hehe”. Remasan & pilinan di kedua toket dan serbuan di tengkuk dan telinga membuat gairah Rani mulai naik lagi. Nafas Rani mulai memburu. Tapi Rani masih mencoba untuk bertahan. Namun, gesekan kontol yang makin intense di bibir memek Rani, betul-betul membuat pertahanan Rani makin goyah. Kepalanya mulai terasa ringan, dan rasa gatal kembali menyerang memeknya dengan hebat.
“Hmffh…shh…awas lo Bobb kalo sampe hhemm.. sampe berani masukin kontol lo, lo bakal gue..hmff..gue….OUUHHHHH” omongan Rani terputus lenguhannya, karena tiba-tiba Boby mengarahkan pal-kon nya ke lubang memek Rani yang sudah basah kuyup dan langsung mendorongnya masuk, hingga kepala kontol Boby yang besar kaya jamur merah amblas dalam memek tembem Rani, sehingga ada peju Rani yang muncrat keluar.
“Hah..hah…shhh…brengsek lo Bobbb. kontol lo…kontol lo…itu mo masuk ke memek guee…” erang Rani kebingungan, antara gengsi dan birahi. Boby diam saja, tapi memajukan lagi pantatnya sehingga tongkolnya yang besar masuk sekitar 2 cm lagi, tapi kemudian ditarik perlahan keluar lagi sambil membawa cairan pelumas memek Rani. Sekarang pantat Boby maju mundur perlahan, mengocok memiaw Rani tapi tidak dalam-dalam, hanya dengan pal-konnya aja. Tapi, hal ini malah membuat Rani blingsatan, keenakan.
“HMFPHH….HEEMMFFHH…SSHH AAHH…Bobby kontol lo… kontol lo… ngocokin memek guee….hhmmmff”. Rasa gatal yang mengumpul di memek Rani, serasa digaruk-garuk dengan enaknya. Rani yang semula tidak mau dikontolin, jadi kepengen dikocok terus oleh kontol Boby.
Kata Boby “Jadi mau lo gimana? Gue stop neh”. Boby langsung mencabut kontolnya, dan hanya menggesek-gesekkan di bibir memek Rani. “Bobb…pleasee.. kentotin gue. Masukin kontol lo ke memek gue. Gue udah ga tahan gatelnya..gue pengen dikenttooott!!!” rengek Rani sambil menggoyang-goyangkua pinggulnya, berusaha memundurkan pantatnya agar kontol Boby yang dibibir memeknya bisa masuk lagi.
“Hahahaha sudah gue duga, elo emang lonte horny Ran. Dari tampang & body elo aja gue tau, kalo elo itu haus tongkol” tawa Boby penuh kemenangan. “Ayo buka paha lebih lebar lagi” perintah Boby. Rani langsung menurutinya, membuka pahanya lebih lebar sehingga memeknya makin terpampang. Boby tanpa tedeng aling-aling langsung menusukkan kontolnya kuat-kuat ke memek Rani. Dan…BLESHH…seluruh tongkol hitam itu ditelan oleh memek montok Rani. Air peju Rani terciprat keluar akibat tekanan tiba-tiba benda tumpul besar.
“AUUGGHHHH…………!!!” pekik Rani yang kaget dan kesakitan.
“Hehehe gimana rasa kontol gue Ran” kekeh Boby yang sedang menikmati hangat dan basahnya memek Rani. Rani masih shock dan agak tersengal-sengal berusaha menyesuaikan diri dengan benda besar yang sekarang menyesaki liang memeknya. “Buseet..tebel banget nih kontol, memek gue penuh banget, keganjel. Mo buka paha lebih lebar lagi udah ga bisa.. mhhmff” erang Rani dalam hati. Karena Rani diam saja, hanya nafasnya saja yang terdengar memburu.
Boby mulai menarik keluar kontolnya sampai setengahnya, kemudian mendorongnya masuk lagi. Demikian terus menerus dengan ritme yang tepat. “Hehh..heh…mmm legit banget memek lo Rannn..” desah Bobby keenakan ngentotin memek Rani yang peret tapi basah itu. Hanya butuh tiga kocokan, Rani mulai didera rasa konak dan kenikmatan yang luar biasa. Menjalari seluruh tangan, pundak, tokednya, sampai selangkangan dan seluruh memeknya. Rasa gatal yang sangat digemari oleh Rani seperti mengumpul dan menjadi berkali lipat gatalnya di memek Rani. Rani sudah tidak mendesah lagi, tapi melenguh dengan hebat. Hilang sudah gengsi, tinggal rasa konak yang dahsyat.
“UUHHHHH…..UHHH……OUUHHGGGG… ENNAAKKNYAA…”.
“OH GODD..memek GUE…memek GUE..”
Rani terbata-bata disela lenguhannya yang memenuhi mobil..
“memek GUE..GATELLL BANGETT….KENTTOOTTT GUE Bobbb…ARGGHH…”
Lenguhan Rani semakin keras dan omongan vulgar keluar semua dari bibir sexy-nya. Kepalan tangan Rani menggegam keras, kepalanya menggeleng semakin cepat, pinggulnya bergerak heboh berusaha menikmati seluruh kontol Boby. Boby pun terbawa napsunya yang sudah diubun-ubun. Tangannya meremas-remas toked Rani tanpa henti dengan kasarnya, dan Boby sudah tidak menciumi pundak & tengkuk Rani, melainkan menggigitnya meninggalkan bekas-bekas merah. Pantatnya bergerak maju mundur dengan ritme yang berantakan, cepat lalu perlahan, kemudian cepat lagi, membuat kontol Boby mengocok memek Rani seperti kesetanan.
Bunyi pejuh Rani yang semakin membanjir menambah nafsu mereka berdua semakin menggila. SLEPP..SLEPP..SLEPP..PLAK..PLAK…suara kontol yang keluar masuk memek dan benturan pantat Rani dengan pangkal kontol Boby terdengar di sela-sela lenguhan Rani & Boby. Tak sampai 10 menit Rani merasakan aliran darah seluruh tubuhnya mengalir ke memeknya. Rasa gatal sepertinya meruncing dan semakin memuncak di tempat-tempat yang dikocok oleh tongkol Boby.
“GUEE KELUAARRRR Bobb……OUUUHHHHHHHHH….AHHHHHHH…” teriak Rani melampiaskan rasa nikmat yang tiba-tiba meledak dari memeknya. Boby merasakan semburan hangat pada tongkolnya dari dalam memek Rani. Karena Boby tetap mengocokkan kontolnya, bahkan lebih cepat ketika Rani mencapai klimaksnya, Rani bukan saja dilanda satu orgasme, melainkan beberapa orgasme sekaligus bertubi-tubi.
“OAHHH…OHHH….UUUHH..KOK..KOK.. KLUAR TERUSSS NIIIHHH…” erang Rani dalam klimaksnya yang berkali-kali sekaligus. Hal ini membuat Rani berada dalam kondisi extacy dalam 30 detik lamanya. Badan Rani berkelonjotan, air pejunya muncrat keluar dari dalam memeknya. “Gilaa..enak bener Bobb… gue sampe keluar berkali-kali” ujar Rani agak bergetar karena Boby masih dengan nafsunya mompain memek Rani. “Hehehe demen banget liat lo keluar kaya gitu Ran. Betul-betul nafsuin. Tapi ini baru setengah jalan. Gue bikin lo lebih kelonjotan lagi. Gue kentot lo sampai peju lo keluar semua” kata Boby.
Rani hanya bisa merutuk dalam hati, karena memang dia merasa keenakan dientot Boby dengan cara sekasar itu. Kemudian Boby membalik tubuh Rani agar terlentang dan bersandar di jok belakang. Kedua kaki Rani diangkat dan mengangkang lebar sehingga Boby bisa dengan jelas melihat memek Rani yang chubby itu berleleran dengan peju Rani. “Bobb, udahan dulu ya. Gue lemes banget” Rani terengah-engah minta time-out. Tapi bukan Boby namanya kalo nurutin kemauan si cewek. Bagi Boby, si cewek harus digenjot terus sampai betul-betul lemes, baru disitu si cewek dapat klimaksnya yang paling hebat. Tidak pedulian rengekan Rani, Boby langsung mengarahkan kontolnya ke memek Rani yang menganga, dan langsung BLEESHH..!! Dengan mudahnya memek Rani menelan kontol Boby.
“Hmmffpp..sshiitt..” Rani cuma bisa mengumpat perlahan karena tiba-tiba saja (lagi) kontol Boby sudah amblas kedalam memeknya. Boby langsung menggenjot Rani dengan kecepatan tinggi. SLLEPP…SLEEPP… SLLEPPP…SLEPP…. kontol Boby keluar masuk memek Rani dengan cepat. Rani yang sudah lemes dan kehabisa energy, tiba-tiba mulai merasakan sensasi horny lagi. “Oh shit..gue kok horny lagi. Lagi-lagi memek gue minta digaruk shhhh..” mengumpat Rani dalam hati. Boby yang kini berhadapan dengan Rani, bisa melihat perubahan mimik muka Rani yang dari lemes dan ogah-ogahan, menjadi mimik orang keenakan dan horny abis. “Hehehe gue kata juga apa. Elo memang harus dikentot terus, dasar memek lonte” ujar Boby sambil terus memompa memek Rani. Kedua tangan Boby kini bertelekan di toked Rani, dan meremasnya seperti meremas balon.
“AAHH…AHH…AHH..EEMMPPHH….EKKHH….” erang Rani yang merem melek keenakan dientot. Kali ini tidak sampai 5 menit, seluruh otot tubuh Rani sudah mengejang. Kedua tangan Rani memeluk dan mencakar punggung Boby kuat-kuat. Lenguhan yang keluar dari mulut Rani semakin keras.
“HOUUUHH….HOOOHH….UUUGGHHH…ENNAAKKKKK..TERUS SS Bobb…. GENJOTTT TERUSS…. GUE AMPIIRR NEEHHH……..”.
“Woe, lonte, lo udah mo keluar lagi? Tunggu gue napa” damprat Boby tapi tetapi malah mempercepat genjotannya. Tanpa dapat dihalangi lagi, memek Rani kembali berkedut-kedut keras dan meremas-remas kontol Boby yang berada didalamnya. Diiringi pekikan keras, Rani mencapai klimaksnya yang kesekian.
“AAGGGHHHHHHHHHHHHH………………..GUE KLUUAARRR ……..”.
Rani merasakan gelombang kenikmatan yang luar biasa itu lagi, dan seluruh tulangnya serasa diloloskan. “Hhhh…..enak bangetttttt. Lemes banget gue” membatin si Rani. Melihat Rani yang sudah keluar lagi, kali si Boby agak kesal karena dia sebenernya juga sudah hampir keluar. Tapi kalo si cewek sudah nggak binal lagi, si Boby merasa kurang puas. “Sialan, lo Ran. Main keluar aja lo. Kalo gitu gue entot diluar aja lo. Di sini sempit banget”.
Maka Boby langsung membuka pintu mobil, keluar dan menarik Rani keluar. “Eh..eh.. apa-apaan ni Bob. Gue mo dibawa kemana?” tanya Rani lemes. “Kaki gue lemes banget Bobb, susah banget berdiri” tambah Rani. Boby langsung bopong Rani keluar dari mobil. Langsung dibawa kedepan mobil. Lantas badan Rani ditenkurapkan di kap depan BMW-nya.
Posisinya betul-betul merangsang. Pinggang ke atas tengkuran di kap mobil, dengan kedua tangan terpentang. Kedua kaki Rani yang lemes menjejak tanah, dibuka lebar-lebar pahanya oleh Boby. Rani jengah sekali karena kini dia bugil di tempat terbuka. Siapa saja bisa melihat mereka. “Bobb, balik dalam lagi aja yuk” ujar Rani sambil berupaya berdiri. Tapi dengan kuatnya tangan Boby menahan punggung Rani agar tetap tengkurap di kap mobil, sehinggu pantatnya tetap nungging. “Kan gue udah bilang, gue bakal kentotin lo sampai habis peju lo Ran” ujar Boby yang nafsunya makin berkobar melihat posisi Rani.
Hawa dingin malam malah membuat Boby merasa energinya kembali lagi. Kedua tangan Boby meremas bongkahan semok pantat Rani, dan membukanya sehingga memek Rani yang masih berleleran peju ikut membuka. Boby langsung melesakkan kontolnya dalam-dalam ke memek Rani. “AHHHH…” pekik Rani tertahan.
Kali ini Boby betul-betul seperti kesetanan. Tidak ada gigi 1, atau 2, bahkan 3. Langsung ke gigi 4 dan 5. Genjotan maju mundurnya dilakukannya sangat cepat, dan ketika menusukkan tongkolnya dilakukan dengan penuh tenaga. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK..bunyi pantat Rani yang beradu dengan badan Boby semakin keras terdengar. “GILAA…ENAKKK BANGET NIH memekKK…..” Boby mengerang keenakan.
Tangannya mencengkram pantat Rani kuat-kuat, dan kepala Boby mendongak ke atas, keenakan. Rani yang mula-mula kesakitan, mulai terangsang lagi. Entah karena kocokan Boby, atau karena sensasi ngentot di areal terbuka seperti ini. Perasaan seperti dilihat orang, membuat memek Rani berkedut-kedut dan gatel lagi. Maka lenguhannya pun kembali terdengar.
“OUUHHH….HHHMMFFPPPPP….OHHH..UOOHH…ENAK..ENA K..ENAAKKK….” Rani meceracau.
Mendengar lenguhan Rani, Boby tambah nafsu lagi “Ooo.. lo demen ya dikentot kasar gini ya Ran..Gue tambahin lagi kalo gitu” kata Boby dengan nafas memburu. Jari-jari Boby tetap mencengkram bongkahan montok pantat Rani, tapi bedanya kedua jari jempolnya dilesakkan kedalam lubang pantatnya. Dan digerakkan berputar-putar didalamnya. Lubang pantat Rani adalah juga merupakan titik sensitif bagi Rani, sehingga mendatangkan sensasi baru lagi. Apalagi 2 jari jempol yang langsung mengobok-oboknya. Rani makin blingsatan dan makin heboh lenguhannya.
“GILAA LO Bobb…UUHHHHHH.. UHH..UHH.. OUUUUUUHHHHHHH…..!
Rani sudah tidak bisa berkata-kata lagi, cuma lenguhan yang kluar dari mulutnya. Boby tidak sadar bahwa setelah hampir 10 menit mengocok Rani dari belakang, Rani sudah dua kali keluar lagi. Rani yang sudah agak lewat sensasi orgasmenya, mulai menyadari bahwa gerakan Boby mulai tidak beraturan dan tongkolnya jadi membesar. “Oh shit, Boby mo keluar. Pasti dia pengen nyemprot dalam memek gue. Harus gue cegah” pikir Rani panik. Tapi, pikiran tinggal pikiran. Badan Rani tidak mau diajak kerja sama. Mulutnya meneriakkan “Bobb, JANGAN NGECRET DIDALLAMM….PLEASEE!!!”. Tapi Boby yang memang sudah berniat menyemprotkan pejunya dalam memek Rani, malah semakin semakin semangat menggenjot dalam-dalam memek Rani. Rani sendiri karena memeknya semakin disesaki oleh kontol Boby yang membesar karena hendak ngecret, jadi terangsang lagi dan langsung hendak ngecret juga.
Maka, ketika Boby mencapai klimaksnya, tangannya mencengkram pantat Rani kuat-kuat, dan kontolnya ditekan dalam-dalam dalam memek Rani, Boby meraung keras. “HMMUUUUAHHHHH….AAHHHH” cairan peju hangat Boby menyemprot berkali-kali dalam liang memek Rani. Rani pun bereteriak keras ” OUUUAAHHHH….GUE KELUARRRRR….” dan pejunya pun ikut muncrat lagi.
Kedua mahluk lain jenis itu berkelonjotan menikmati setiap tetes peju yang mereka keluarkan. Cairan peju Boby dan Rani berleleran keluar dari sela-sela jepitan kontol & memek Rani. Banyak sekali cairan yang keluar meleleh dari memek Rani turun ke pahanya.
Boby puas sekali bisa menembakkan pejunya dalam memek cewek sesexy Rani. Apalagi si Rani ikutan keluar juga. “Komplet dah” pikir Boby. Karena lemas, Boby ikut tengkurap, menindih tubuh Rani di atas kap mobil. kontolnya yang mulai mengecil, masih dibiarkan di dalam memek Rani. Sedang Rani sendiri, masih memejamkan mata menikmati setiap sensasi extasy kenikmatan orgasme yang masih menjalarinya seluruh tubuhnya. Belum pernah ia ngentot sampai keluar lebih dari 4 kali seperti ini. Apalagi sebelumnya dia sempat menolak. Rasa tengsin dan malu mulai menjalar lagi, setelah gelombang kenikmatan orgasmenya memudar.
Boby yang masih menindihnya berkata “Hehehe enak kan. Gue demen banget ngentot sama lo Ran. Betul-betul binal & liar. Memek lo ga ada matinya, nyemprot peju mulu” kata Boby seenaknya. Rani cuma bisa diam dan ngedumel dalam hati. “Udah, bangun lo. Anter gue pulang sekarang. Berlebih banget nih gue bayarnya” ujar Rani ketus. “Heheh ok..ok gue udah dapet apa yang gue mau. Sekarang gue anter lo pulang” balas Boby.
Boby pun bangun dari punggung Rani dan beranjak ke pintu mobil dan mulai memakai pakaian dan celananya. Tapi kemudian dia heran, kok si Rani masih tengkurapan aja di kap mobil. “Hei, katanya mo pulang. Kok masih tengkurapan aja” tanya Boby. Rani tidak menjawab, hanya terdenger dengusan nafas saja. Ketika Boby menghampiri, terlihatlah betapa merahnya muka Rani, karena menahan malu. “Bobb, bantuin gue bangun dong. Kaki gue lemes banget. Selangkangan gue rasanya kaya masih ada yang ngganjel” ujar Rani malu-malu. “Hahaha…KO juga lo ya, cewe paling bahenol di kampus” tawa Boby membahana. Bertambahlah merahlah muka si Rani. Ketika mau bopong Rani, tiba-tiba pikiran mesum Boby keluar lagi. Dikeluarkanlah HP-nya yang berkamera. Boby ambil beberapa shot posisi Rani yang mesum banget itu plus dua close up memek Rani yang berleleran peju.
Karena Rani memejamkan mata untuk mengatur nafas, dia tidak sadar akan tindakan Boby. Akhirnya Boby kasihan juga, tubuh Rani dibopong masuk kedalam mobil. Bahkan dibantuin memakai pakaian dan roknya lagi. Tapi ketika Rani meminta panty-nya, Boby berkata “Ini buat gue aja. Kenang-kenangan. Lo ga usah pake aja. Memek lo butuh udara segar kelihatannya, habis tadi gue sumpalin pake kontol gue terus”. “Sial lo Bobb. Ya udah, ambil dah sana” ketus Rani.
Rani langsung tertidur di kursi mobil. Baru terbagun ketika mobil Boby sudah sampai di depan pagar kos-kosan Rani. “Lo bisa jalan ga Ran? Kalo masih lemes, gue papah deh masuk ke kamar lo. Itung-itung ucapan terima kasih sudah mau ngentot ama gue malam ini hehe” kata Boby nakal. Rani tidak bisa menolak tawaran itu, karena memang dia masih merasa lemas dikedua kakinya. Maka Boby pun memapah Rani berjalan menuju kosnya.
Kamar Rani ada di lantai 2. Kamar-kamar di lantai 1 sudah pada tertutup semua. Tidak ada penghuninya yang nongkrong di luar. Diam-diam Rani merasa lega. Apa kata orang kalo dia pulang dipapah seperti ini. Kalo ga dibilang lagi mabok, bisa dibilang yang enggak-enggak lainnya. Tapi sialnya, ketika dilantai 2 mereka berpapasan dengan si Mira yang baru dari kamar mandi. Mira yang selama ini jealous dengan kesexy-an Rani, perhatiin Rani dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Tiba-tiba si Mira ketawa sinis “Napa lo Ran”. “Sedikit mabok Mir” jawab Rani sekenanya. “Mabok apa lo? Mabok peju kelihatannya” kata Mira nyelekit sambil mandangi paha Rani. Reflek Rani nengok kebawah, betapa kagetnya Rani, karena dia baru sadar tadi belum bersihin leleran peju Boby dan pejunya sendiri. Lelehan peju mengalir dari dalam memek Rani, sampai lututnya. Cukup banyak, sehingga kelihatan jelas.
PIASS! Muka Rani langsung memerah. Rani langsung berpaling, sedang Mira terkekeh senang.
“Kalo elo kelihatannya malah kekurangan peju neh. Mana ada cowo yang ikhlas kasi pejunya ke cewe kerempeng kayo elo?” tiba-tiba Boby nyeletuk pedes. Muka Mira berubah dari merah, kuning sampai jadi ungu.
“Heh, gue juga punya cowok yang mau ngentot sama gue tanpa gue minta” balas Mira ketus.
“Nah, berarti kan lo bedua sama, sama-sama butuh kontol & pejunya. Napa saling hina. Urus aja urusan lo masing-masing, dan kenikmatan lo masing-masing. Ga usah saling sindir” tandas Boby.
Mira langsung terdiam, dan ngloyor masuk dalam kamarnya. Rani sedikit terkejut, ga nyangka kalo si bejat Boby bisa ngomong cerdas seperti itu. Betul-betul penyelamatnya. Setelah ditidurkan di ranjangnya Boby pamit “Gue cao dulu ya Ran. Thanks buat malam ini. Betul-betul sex yang hebat. Baru kali ini gue ngrasain. Kalo lo pengen, call gue aja ya. kontoll gue selalu siap melayani hehe”. “Enak aja. Ini pertama dan terakhir Bobb. Kapok gue naik mobil lo” balas Rani pedas.
Boby cuma tertawa saja, lalu berbalik menutup pintu dan pergi. Sebenarnya Rani merasakan hal yang sama dengan Boby, betul-betul sex yang luar biasa malam ini. Rani ragu-ragu, bila Boby ngajak lagi, emang dia bakal langsung nolak. Kok ga yakin ya? Sialan maki Rani dalam hati.end
0 Response to "Kisah Cerita Ngentot Dengan Mahasiswi Seksi Di Mobil"
Posting Komentar